Review Film Anime I Want to Eat Your Pancreas

Pop Kultur 30 Des 2018

Hai, MedForians!

Review kali ini hadir dari film anime I Want to Eat Your Pancreas (Kimi no Suizou wo Tabetai). Redaksi meluangkan waktu untuk menonton filmnya pada hari pertama penayangannya di CGV Marvel City, Surabaya, Rabu (26/12), yang juga serempak tayang di beberapa kota. Hampir seluruh tiket pengunjung yang ada nyaris sold out.

Bisa dibilang ini adalah film terbaik yang pernah redaksi lihat. Namun, ada baiknya untuk meluangkan waktu membaca novelnya sebelum menonton filmnya, karena redaksi hanya sempat menonton film ini saja.

I Want to Eat Your Pancreas
Penampakan film I Want to Eat Your Pancreas (Kimi no Suizou wo Tabetai) di CGV Marvel City, Surabaya

Berikut sinopsis singkat film I Want to Eat Your Pancreas (Kimi no Suizou wo Tabetai)

Berasal dari novel karangan Yoru Sumino yang berkisah mengenai seorang pria (disuarakan oleh Mahiro Takasuhi) yang menemukan sebuah diary di rumah sakit, yang ternyata adalah milik teman sekelasnya, Sakura Yamauchi (Lynn), yang ternyata mengidap penyakit parah di pankreasnya. Umurnya hanya tinggal beberapa bulan lagi. Sakura pun menyebutkan bahwa selain keluarganya, sang pria adalah satu-satunya yang mengetahui kondisinya. Ia berjanji akan menjaga rahasia Sakura, sembari memutuskan untuk menemani Sakura menjelang akhir hidupnya.

*REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER*

Di awal durasi filmnya, telah dihadirkan pertemuan secara tiba-tiba antara sang karakter utama Haruki Shiga dengan Sakura Yamauchi di sebuah rumah sakit. Haruki Shiga sempat menemukan diari milik Sakura, dan menemukan rahasia bahwa Sakura menderita kanker pankreas, dan hidupnya tak lama lagi. Haruki sendiri memiliki sifat cuek, pendiam, tidak peka, dan dijauhi teman-temannya. Berbanding terbalik dengan Sakura yang periang dan mudah bergaul. Selain diiringi kisah kocak antara dua insan yang berbeda sifat dalam berteman, dan dibuka dengan lagu Fanfare yang dibawakan Sumika, seolah tak ada pertanda bakal berakhir sedih.

Namun, memasuki pertengahan cerita, Haruki mulai mengalami perubahan sifat akibat Sakura. Dirinya menjadi lebih peduli dan khawatir kepada Sakura. Konflik mulai memanas karena teman masa kecil Sakura, Kyoko tak mau menerima kehadiran Haruki, dan lebih memilih berusaha menjauhkannya. Sakura pun sempat menyatakan cinta kepada Haruki di rumahnya, namun Haruki menolak Sakura.

Tapi, setelah penolakan tersebut, konflik semakin meninggi karena sang mantan pacar mengetahui. Tertelan rasa cemburu, sang mantan pacar Sakura memukul Haruki. Perbuatan ini diketahui Sakura, dan kemudian Sakura lebih memilih Haruki. Hubungan mereka berdua pun semakin erat. Meski bukan sebagai pasangan, tapi mereka saling menyayangi dan berusaha peduli dan melindungi perasaan masing-masing. Bisa dibilang, karakter-karakter pendukung ini memberikan dampak besar terhadap alur cerita film ini.

Plot twist sangat terasa di film ini. Redaksi sempat mengira film ini akan menjadi layaknya Shigatsu wa Kimi na Uso, dimana Kaori wafat akibat penyakit yang diderita. Tapi, di Film I Want to Eat Your Pancreas, Sakura meninggal karena dibunuh oleh buronan pembunuh. Bagian twist ini sangat emosional, dan menguras emosi penonton. Banyak pengunjung yang mulai menangis. Haruki sempat mengalami stres karena kematian Sakura. Namun, ia mulai memberanikan diri datang ke rumah Sakura, dan menguak wasiat sebenarnya yang ditinggalkan oleh Sakura di buku diarinya.

Redaksi sangat merekomendasikan film I Want to Eat Your Pancreas. Filmnya sendiri sangat menguras emosi, dan membuat perasaan penonton campur aduk. Adanya plot twist yang tidak diduga menambah kesan positif film ini. Meski ada beberapa detil cerita yang tidak dimasukkan karena keterbatasan durasi, namun itu tidak mengurangi nilai lebih dari film ini.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.