[Liputan] Ennichisai 2019, Festival Jepang Tahun ke-10 dan Terakhir di Blok M
Hai, MedForians!
Media Formasi berkesempatan untuk hadir di festival Ennichisai terakhir di Blok M!
Apa itu Ennichisai?
Belum seminggu telah berlalu setelah pelaksanaan salah satu festival Jepang terbesar di Indonesia.
Festival tersebut tidak lain yaitu Little Tokyo Ennichisai Blok M. Festival yang sering dikenal sebagai Ennichisai ini adalah acara seni dan budaya Jepang, baik tradisional dan modern, yang diadakan setiap tahun di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Festival ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu, 22-23 Juni 2019.
Sebagai anniversary 10 tahun perayaan Ennichisai, kali ini tema yang diambil adalah Danketsu (団結), atau “Persatuan“, atau “Unity“. Diharapkan acara ini akan membawa relasi Indonesia-Jepang menjadi lebih erat dan bersatu.
Pada acara ini kalian dapat melihat berbagai pertunjukkan budaya Jepang, mulai dari budaya tradisional hingga modern.
Namun, sepertinya festival ini tidak akan diadakan lagi, setidaknya di Blok M. Berhubung banyak kendala, maka dipastikan apabila Ennichisai diadakan kembali, yang pasti tidak lagi di Blok M. Berikut adalah liputan eksklusif kami dengan ketua pelaksana Ennichisai, Daisei Takeya pada tautan ini.
Sebagai salah satu Media Partner resmi Ennichisai 2019, kami melakukan peliputan festival Jepang yang berlangsung selama dua hari ini.
Hari Pertama di “Little Tokyo”
Layaknya warga Jakarta dan sekitarnya yang baik, kami datang menggunakan transportasi umum, yaitu TransJakarta.
Kami mulai datang sebelum acara ini dimulai, yaitu sekitar pukul 9.30-10.00 WIB sudah tiba di lokasi.
Untuk area Pop Stage, hanya terlihat sedikit pengunjung. Booth yang ada sudah siap namun masih terlihat santai.
Memasuki area Main Stage, maka situasi mulai berubah. Sudah terlihat banyak pengunjung dan booth yang menjual makanan dan merchandise lainnya.
Walaupun acara resminya belum dimulai, tetap saja sudah ada banyak orang yang berkeliling. Kalau sekarang saja sudah ramai, bagaimana saat puncak acara ya? Hmmm…
Pada hari pertama Ennichisai ini, terdapat berbagai macam guest star dan penampilan menarik di tiga stage utama. Selain itu, terdapat juga merchandise, cosplayer, dan fenomena lainnya yang mungkin kalian dapat temukan di acara besar ini.
Anggap saja seperti dunia gim open-world yang memiliki banyak kejadian unik.
Untuk kalian yang bingung ada apa saja saat di hari pertama ini, berikut rundownnya kami tampilkan.
Untuk hari pertama ini, tim Media Formasi berkesempatan untuk menghadiri sesi interview bersama berbagai macam guest star yang hadir. Artis tersebut antara lain adalah CoLoN:, ADDICTION, hingga Enka Girls.
Dari hasil wawancara tersebut, secara garis besar mereka mengatakan bahwa Ennichisai memberikan suatu kesempatan besar untuk mengembangkan karir mereka. Selain itu, banyak penggemar yang antusiasi melihat penampilan mereka. Hal ini tentunya membuat kebanyakan guest star sudah berkali-kali tampil di Ennichisai.
Lalu bagaimana dengan kondisi hari pertama ini?
Tentunya, ramai, pake banget.
Tapi kalian masih bisa berjalan-jalan tanpa perlu berdesak-desakkan seperti saat naik TransJakarta waktu rush hour. Setidaknya untuk hari ini.
Kalau ramai, identiknya apa ya?
Sayangnya, identik dengan sampah. Apalagi di Jakarta.
Oleh karena itu, di festival ini terdapat komunitas yang akan menjaga lokasi agar tetap bersih. Komunitas tersebut ialah Jakarta Osoji Club. Mereka akan standby selama dua hari penuh, dari pagi hingga malam hari.
Selain banyaknya pengunjung, ada juga faktor lain yang membuat suatu kemacetan. Apakah itu? Hmmm….
Ya, Mikoshi!
Ennichisai identik dengan penampilan budaya Jepang, termasuk juga budaya tradisional. Nah disini akan ada parade Mikoshi atau tandu yang memiliki nilai sakral.
Mikoshi ini dibawa atau diangkat oleh sekelompok orang, ada orang dewasa, ada yang khusus perempuan, bahkan ada yang ukuran lebih mungil khusus untuk anak-anak.
Pada saat penampilan ini, pengunjung dapat melihat secara dekat bagaimana suasana yang sakral ini. Yang pasti parade ini seru banget! Sungguh terasa semangat dan adrenalinnya. Berikut adalah foto-fotonya dari Media Formasi.
Selain banyaknya penampilan budaya tradisional Jepang, banyak juga aspek budaya modern di tempat ini! Terlihat banyak cosplayer yang keliling area, bahkan sampai menjadi target untuk berfoto bersama.
Mendekati malam hari, situasi mulai menjadi dua tema yang berbeda, “tenang”, namun “meriah”.
Untuk area Main Stage, terdapat berbagai macam lagu yang dibawakan. Dan untungnya untuk pengunjung, situasi sedang tidak terlalu ramai. Oleh karena itu kalian dapat berkeliling dengan tenang, apalagi kalau sudah lelah seharian di lokasi.
Terakhir, kami kunjungi Pop Stage, yaitu diakhiri dengan musik yang dibawakan oleh MASSIVE UNITY.
Akhirnya, hari pertama selesai. Lokasi langsung sepi dengan cepatnya. Semuanya menghilang. Namun panitia masih ada untuk mempersiapkan untuk hari esok yang lebih meriah lagi.
Hari Kedua di “Bakal Lokasi Mejeng”
Kalau “ngevent” sehari kayaknya kurang puas, jadi seperti biasa Ennichisai diadakan lagi untuk hari kedua, yaitu Minggu, 23 Juni 2019.
Entah mengapa, biasanya kalau hari terakhir, katanya akan lebih ramai dari biasa. Hal ini juga ternyata berlaku di Ennichisai.
Benar-benar lautan manusia.
Sungguh ramai. Banyak pengunjung yang memadati area. Cosplayer juga banyak berkeliling atau standby, mungkin karena terlalu lelah.
Walaupun begitu, para volunteer Ennichisai tetap bersiaga untuk melaksanakan tugas mereka.
Tentunya, kalau panas, ramai, pasti saja lapar atau haus. Tenang saja, banyak booth yang menjual berbagai aneka kuliner dan minuman segar, seperti dari Yuzu Tea, yang notabene langganan di event-event.
Kalau kemarin kami keliling di Main dan Pop Stage, kini giliran area basement “Chika” yang kami kunjungi.
Disini kalian dapat melihat performer lokal menunjukkan kebolehannya. Mulai dari musisi lokal tradisional, modern, hingga grup dance cover, semuanya ada disini. Stage ini juga dibuat dengan tujuan memberi kesempatan komunitas lokal untuk berkembang di masyarakat.
Banyak sekali band dan grup lokal yang tampil mulai dari Unmanly, Harvest, Victory, FIBeats, hingga EGR.
Selain itu, Chika Stage menjadi lokasi pengunjung untuk “ngadem” dan mengeluarkan jiwa wibu/ngidol/wota/moshing mereka.
Lalu kembali berkeliling lagi, dan sekarang kami di Pop Stage. Ngapain yaaa?
Pada sekitar jam 1 hingga jam 3, waktu ini adalah waktu yang paling diantisipasi oleh sebagian pengunjung ennichisai. Ada apa tuh?
Ternyata, ada tampilan berturut-turut mulai dari AyuAyu, EGR, Shojo Complex, dan yang paling ditunggu, JKT48!
Emang bener dah, kalau yang tampil cewe, cantik, lucu, dan banyak, pasti rame.
Lihat dong ramenya \(@_@\)
Nah ini dia sedikit foto-foto penampilan JKT48 Academy Class A. Sayangnya, lagi tidak pakai lensa panjang, jadi ya gitu deh hasilnya.
Selain dari penampilan musik dan budaya, seperti biasa ada juga ajang penampilan C:LASH cosplay lho! Apalagi ada Genji versi lokal dan Lola Zieta!
Menjelang malam hari, situasi masih tetap ramai, namun diiringi hiasan lampu yang menenangkan hati.
Beberapa lagu yang dibawakan juga dapat membuat suasana sedikit “galau”, apalagi saat musisi asal Jepang, Hiroaki Kato, menyanyikan lagu-lagunya, seperti “Terima Kasih”, dan “Ruang Rindu” versi Jepang.
Kemudian, ennichisai ditutup dengan penampilan hanabi atau kembang api. Ini juga disertai dengan penampilan DJ Redshift di Pop Stage yang berlangsung sungguh meriah. Hal ini sungguh memperlihatkan tema “persatuan” yang dimiliki Ennichisai tahun ini.
Benar-benar penutup yang berkesan di hati.
Selesai Sudah
Begitulah suasana Ennichisai 2019. Memang sungguh meriah, dan terlihat bagaimana pengunjung dan panitia merasa senang karena telah merayakan acara ini untuk ke-10 kalinya.
Terima kasih kepada pihak panitia Ennichisai karena telah memungkinkan festival Jepang terbesar di Indonesia ini terlaksana kembali dengan memuaskan.
Terima kasih juga telah memberi kesempatan Media Formasi sebagai Official Media Partner Little Tokyo Blok M Ennichisai 2019 dengan tema “Unity“.
Semoga pada saat Ennichisai diselenggarakan kembali, akan semakin ramai, semakin meriah, dan tentunya mempererat hubungan Indonesia-Jepang.
Sampai jumpa di kesempatan berikutnya, MedForians!