Nostalgia dan Populer, Kaset Pita akan Diproduksi Lagi

Teknologi 24 Jan 2020

Media Formasi – Mendengarkan musik melalui kaset pita kini sudah dianggap kuno dan telah ditinggalkan. Para penikmat musik telah dimudahkan dengan format digital. Namun sepertinya tidak semua orang setuju dengan pernyataan ini.

Namun, perusahaan asal Perancis, Mulann, berkeinginan untuk kembali menghidupkan tren mendengarkan musik lewat kaset.

Mulann baru-baru ini mengungkapkan rencananya untuk kembali membuat pemutar kaset portabel, mirip dengan Walkman yang booming lebih dari dua dekade silam. CEO Mulann, Jean Luc Renou, mengatakan bahwa kaset pita dan pemutar musik portabel yang ia produksi bukanlah dibuat untuk bersaing dengan musik- musik digital.

Renou meyakini bahwa kaset pita akan menjadi pelengkap dalam menikmati musik pada era digital saat ini dan sulit untuk tergantikan. 

Renou menganalogikan kaset ini seperti sebuah perapian yang ada di dalam rumah. Perapian tersebut tidak akan tergantikan di musim dingin, meski di setiap penduduk kini sudah memiliki pemanas modern.

“Seperti itulah. Perapian tidak akan menggantikan pemanas modern dan pemanas modern tidak selamanya menggantikan perapian,” tutur Renou. Ia pun optimistis bahwa kaset dan pemutar musik analog yang ia produksi akan diterima oleh pasar.

Dilansir dari ConnexionFrance melalui KompasTekno, pemutar kaset portabel yang diproduksi Mulann juga akan membawa sederet fitur modern, seperti koneksi bluetooth dan baterai yang dapat diisi ulang.

Pihak Mulann juga mengatakan bahwa pada 2016 lalu, permintaan pasar terhadap kaset analog melonjak 80 persen.

Oleh sebab itulah, Mulann kemudian mendirikan sebuah anak perusahaan bernama Recording The Master yang memproduksi kaset pita. Pemutar kaset pita portabel besutan Mulann tersebut kabarnya akan diberi nama “Le Walkman”.

Perangkat ini akan dijual dengan harga 69 euro atau sekitar Rp 1 juta.

Mulann bukan satu-satunya perusahaan yang percaya bahwa analog akan tetap hidup, hal ini sejalan dengan pandangan perusahaan Walkman – NINM Lab yang berbasis di Hong Kong.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast