Singapura Larang Penggunaan Zoom Setelah Insiden "Konten Terlarang"

Teknologi 11 Apr 2020

Kementerian Pendidikan Singapura resmi memberikan larangan bagi tenaga pengajar untuk menggunakan layanan video conference Zoom.

Larangan ini diterbitkan setelah kejadian dimana terjadi penyusupan konten tidak terpuji saat pembelajaran daring berlangsung. Tak hanya berupa gambar, penyusup juga meminta para siswa perempuan untuk menunjukkan hal yang terlarang.

Dikutip dari The Star dan Gizmodo, kejadian tersebut berlangsung pada hari Rabu di sebuah sekolah di Timur Singapura.

Menurut Aaron Loh, ketua divisi teknologi pendidikan lembaga tersebut, kejadian tersebut telah diinvestigasi oleh Kementerian Pendidikan dan laporan kepolisian akan dibuat. Ia tidak menceritakan secara detil kejadian tersebut, tetapi seorang saksi menceritakan beberapa orang merangsek masuk ke kelas maya yang saat itu sedang dalam sesi pelajaran geografi.

Aaron Loh menyatakan seluruh pengajar dilarang menggunakan platform ini hingga permasalahan ini selesai. Seorang juru bicara dari Zoom mengaku menyesal atas kejadian tidak menyenangkan ini.

“Kami sangat sedih dengan meningkatnya laporan pelecehan di platform kami dan sangat mengutuk perilaku seperti itu. Kami mendengarkan komunitas pengguna kami untuk membantu kami mengembangkan pendekatan kami dan membantu pengguna kami melindungi dari serangan ini.”

Zoom, Masih Bermasalah Tapi Dipakai

Aplikasi Zoom pada saat ini mendapati kelonjakan signifikan pada jumlah penggunanya. Semenjak wabah virus corona atau COVID-19 ini menyebar, semakin banyak aspek masyarakat yang harus bekerja di rumah.

Pelaksanaan Work From Home (WFH) ini membutuhkan media khusus untuk membantu masyarakat tetap produktif di rumah. Salah satu aplikasi tersebut adalah Zoom, yaitu layanan semacam Skype yang memungkinkan panggilan suara dan video yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, meeting, dan lain-lain.

Disaat banyak orang yang menggunakan aplikasi ini dalam kesehariannya, lembaga resmi pun juga ikut tertarik. FBI melaporkan bahwa sebenarnya sudah ada beberapa kali laporan mengenai Zoom dan sistem keamanannya. Terdapat juga dugaan bahwa data pengguna Zoom diberikan tanpa izin ke Facebook.

Bukan kali pertama pelarangan Zoom ditetapkan. Sebelumnya, Pemerintah Taiwan mengambil sikap atas merebaknya masalah privasi yang dialami aplikasi tersebut. Larangan serupa juga diterapkan di beberapa lembaga yang lebih kecil, seperti di SpaceX milik Elon Musk, dan Departemen Pendidikan New York.

Berbagai laporan ini membuat beberapa orang dan lembaga merasa prihatin dan mencari aplikasi alternatif. Bos Zoom juga meminta maaf atas keluhan pengguna pada saat waktu krisis ini.

Bahkan, Google baru-baru ini melarang karyawan internal nya untuk menggunakan Zoom karena alasan keamanan.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast