Gelar Jepang UI 26 Batal Dilaksanakan karena COVID-19
Salah satu event besar ternama di Indonesia, Gelar Jepang UI, resmi dibatalkan oleh penyelenggara.
Berdasarkan keterangan yang diterima Media Formasi, Gelar Jepang Universitas Indonesia, yang pada tahun ini dikenal sebagai Gelar Jepang UI 26 atau GJUI 26, harus dibatalkan karena pandemi COVID-19 yang belum kunjung reda.
Universitas Indonesia juga tidak mengizinkan aktivitas kampus untuk umum. Selain itu, pihak universitas memilih untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama semester genap tahun ajaran 2019/2020.
Dikarenakan tempat pelaksanaan acara tidak dapat digunakan, acara ini terpaksa harus dibatalkan pada tahun ini.
Namun, apabila mengacu pada caption pada akun resmi Instagram mereka, panitia GJUI 26 masih memiliki suatu kejutan untuk para pecinta event Jepang.
Kamu bisa mengunjungi akun Instagram resmi Gelar Jepang UI untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Apa itu Gelar Jepang UI?
Gelar Jepang UI adalah acara jejepangan yang paling populer di masyarakat Indonesia, terutama Jabodetabek. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1996, acara ini menjadi ajang berkumpul bagi para penggemar budaya Jepang.
Dilaksanakan oleh mahasiswa/i program studi Jepang UI, acara ini juga menyediakan berbagai macam ekshibisi, lomba, seminar, workshop, konser, dan banyak lagi.
Pada tahun lalu, GJUI 25 diadakan dengan penuh kemeriahan dan membawa performer dan guest star ternama. Mulai dari Shojo Complex, Nanairo Symphony, HYDRA, The Heavenly Project, hingga Kei Takebuchi.
Pelaksanaan Gelar Jepang UI 25 (Foto: Yehez Frederik)
Kebetulan juga, Kei Takebuchi menjadikan GJUI 25 sebagai kali pertamanya tampil di luar Jepang. Memanfaatkan momen ini, ia membuat klip konser dari penampilannya serta membawakan lagu Moshimo Mata Itsuka.
Terdapat juga kejadian unik pada saat acara ini. Pada hari ketiga, terjadi peristiwa blackout yang membuat hampir seluruh pulau Jawa putus listrik. Karena itu, pengunjung menjadi kesulitan untuk mendapatkan sinyal.

Selain itu, pada malam hari suasana venue dari GJUI 25 juga terasa gelap. Hanya generator listrik yang mampu menyelamatkan suasana meriah GJUI 25, terutama di main stage.
Semoga pada tahun depan pandemi COVID-19 sudah mulai mereda dan acara jejepangan seperti GJUI dapat dilaksanakan kembali.