Kisah Para Insinyur India Bantu AMD Bersaing dengan Intel

Selama bertahun-tahun, AMD sebagai produsen prosesor selalu menyandang gelar “Underdog” dalam persaingan melawan produsen prosesor lain.

Hingga beberapa tahun belakangan, AMD nampaknya masih kesulitan mengejar ketertinggalan mereka dari rival terbesarnya, yaitu Intel.

Sejak AMD menggebrak pasar dengan prosesor terbaru mereka, saham perusahaan terus meningkat dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pencapaian ini merupakan pencapaian tertinggi selama perusahaan itersebut dibentuk.

Alasannya adalah lini prosesor terbaru mereka, yaitu Ryzen untuk pasar desktop dan laptop, dan EPYC untuk server, menggebrak pasar dengan segi performa yang menakjubkan.

Selain itu, mereka juga menciptakan prosesor untuk laptop yang memiliki efisiensi daya yang tinggi pada tahun 2020 ini. Pencapaian tersebut merupakan salah satu tujuan dari AMD yang telah ditetapkan sejak 2014 silam.

Insinyur di India Merupakan Kunci Sukses Pencapaian AMD

Kunci kesuksesan tersebut berasal dari pusat penelitian AMD yang berada di kota Hyderabad dan Bengaluru, India.

“Pusat penelitian kami di India memiliki peran terbesar dalam mengembangkan sebagian besar produk yang kami buat, salah satu yang tersukses adalah Ryzen Series” ujar Mark Papermaster, CTO, Vice President, dan Eksekutif teknologi dan engineering AMD yang dilansir dari Times of India.

Pusat penelitian yang terdapat di kota Hyderabad berfokus dalam pengembangan System On Chip (SOC). Sedangkan untuk pusat penelitian yang terdapat di kota Bengaluru, berfokus pada sistem software yang terdapat pada SOC tersebut.

“Pusat penelitian di Hyderabad membangun semua komponen yang mencakup CPU dan GPU yang mempunyai efisiensi daya yang telah ditetapkan AMD. Sementara Pusat penelitian di Bengaluru mengoptimalkan kinerja dari gabungan dari CPU dan GPU tersebut melalui software” Ujar Papermaster.

Selama 15 tahun lebih di India, kemampuan dari dua pusat penelitian milik AMD tersebut berkembang sangat pesat. Hingga saat ini, penelitian dan pengembangan chip terbaru dari AMD dilakukan di dua pusat penelitian ini.

Selain itu, perkembangan dari kedua pusat penelitian ini memudahkan para insinyur dalam memasukkan segala teknologi terbaru kedalam produk dari AMD. Sehingga kedepannya, teknologi tersebut dapat berjalan secara baik pada produk milik AMD.

Kisah di balik Pembuatan Ryzen Pro

Pengembangan dari Segi Hardware

Dalam prosesor terdapat tiga unsur teknologi, yaitu silicon, processor core design dan power management.

Guna mendapat efisiensi daya terbaik, para insinyur mengembangkan fabrikasi 7nm tersebut dengan menambah transistor lebih banyak, namun dengan daya yang lebih rendah setengah dari prosesor terdahulu.

Dengan begitu, prosesor dapat berjalan dengan performa lebih baik dan konsumsi daya menjadi lebih irit.

“Untuk mencapai daya yang ditentukan, kami membutuhkan beberapa komponen yang dapat membatasi voltasi pada CPU dan GPU. Jadi daya yang dihasilkan dapat dibagi ke beberapa core pada CPU dan GPU secara cepat sehingga efisiensi tertinggi bisa dihasilkan” Ujar Puneet Mishra, Senior Director of Silicon Design AMD India di pusat penelitian Hyderabad.

Tim pengembang yang dipimpin Mishra juga harus memaksimalkan kemampuan grafis hingga 27% lebih tinggi dalam area yang hanya sebesar 40% lebih kecil. Hasilnya, frequency speed pada prosesor tersebut naik 10% hingga 15% per clock, dan meningkatkan jumlah core sebanyak dua kali lipat dari 4 ke 8.

Mereka juga meningkatkan kemampuan grafis dengan memaksimalkan frequency clock hingga 75%. Hasil pengembangan tersebut selesai lebih cepat sebelum jadwal yang ditentukan. Sehingga prosesor tersebut dapat diproduksi pada tahun 2020 ini.

Setelah desain dan komponen dari chipset tersebut jadi, maka proses selanjutnya adalah penggabungan komponen-komponen tersebut berdasarkan desain yang telah dibuat melalui proses fabrikasi.

Pengembangan fabrikasi 7nm pada prosesor Ryzen terbaru tersebut merupakan suatu tantangan besar kepada para insinyur di kedua pusat penelitian. Prosesor tersebut masih memiliki basis arsitektur Zen 2 yang terdapat pada Ryzen 3000 Series.

Hasil pengembangan terbaru dari prosesor berarsitekur Zen 2 tersebut sekarang dikenal dengan kode “Renoir”, atau dalam pasar diberi nama Ryzen Pro.

Pengembangan dari Segi Software

Di lain sisi, para pengembang software pun juga mengembangkan beberapa software yang nantinya dapat membantu kinerja dari chipset tersebut. Tim pengembang software yang dipimpin Jay Hiremath bekerjasama dengan para insinyur dalam mengembangkan software untuk pengoptimalan kinerja dari chipset tersebut.

Mereka menggunakan program simulasi sebelum chipset tersebut benar-benar dibuat. Tujuannya adalah mengetes kemampuan chipset tersebut jika dijalankan dengan keadaan sesungguhnya. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena banyak faktor yang harus dicek.

“Ini adalah sebuah proses yang cukup ekstrim karena proses ini merupakan proses chipset tersebut untuk pertama kali dites dengan keadaan sesungguhnya. Kita tidak tahu apa yang harus diatur untuk pertama kali, jadi kita mengatur semuanya (BIOS, driver, troubleshoot,dll)”

“Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, namun itulah yang kita kerjakan sehari-hari” Ujar Jay Hiremath, Corporate VP AMD di pusat penelitian Bengaluru.

Setelah chipset tersebut berhasil dites dengan segala pengetesan yang ada dan tidak mengalami kendala kompabilitas, chipset tersebut siap diproduksi secara massal. Selain optimasi pada chipset itu sendiri, tim pengembang software juga melakukan pengembangan terhadap fitur tambahan pada chipset tersebut.

Ryzen Master merupakan hasil pengembangan dari tim pengembang software AMD di India yang paling populer. Ryzen Master membuka akses overclocking ke chipset yang diproduksi AMD sesuai keinginan penggunanya. Menurut Jay Hiremath, aplikasi tersebut merupakan aplikasi terbaik untuk chipset buatan AMD.