Teknologi Fusi Amerika Serikat Berhasil Produksi 10 Persen Energi Matahari

Teknologi 19 Agt 2021
Ilustrasi isi dari teknologi reaktor nuklir saat ini yang mengeluarkan cahaya biru yang juga disebut sebagai radiasi Cherenkov (Foto: Forbes).

Para peneliti di National Ignition Facility (NIF) Amerika Serikat (AS) mengumumkan terobosan terbaru dalam pemanfaatan teknologi fusi nuklir yang hasilkan 10 kuadriliun watt daya.

Eksperimen fusi nuklir di fasilitas laser terbesar di dunia itu melepaskan 1,3 juta joule energi, mendekati titik yang dikenal sebagai pengapian di mana fusi nuklir melepaskan banyak energi daripada meledakkannya.

Hasil reaksi dengan sinar laser mencapai panas 100 juta derajat Celsius jauh lebih panas dari inti Matahari yang hanya 15 juta derajat Celsius.

Baca juga: Hati-hati Saat Cetak Sertifikat Vaksin, Berpotensi Bocor untuk Hutang Online

Melansir dari CNN Indonesia dan The New York Times, para peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California Utara mengatakan mereka telah memfokuskan 192 laser raksasa di NIF seukuran kacang, menghasilkan pelepasan energi 1,3 megajoule dalam 100 triliun detik.

Jika dikonversikan, pelepasan energi itu setara dengan 10 persen energi sinar Matahari yang menyinari Bumi setiap saat.

Menggunakan Ratusan Laser

Para peneliti memfokuskan susunan raksasa mereka yang terdiri hampir 200 sinar laser ke sebuah titik kecil untuk menciptakan ledakan energi yang besar. Skala itu delapan kali lebih banyak daripada yang pernah mereka lakukan di masa lalu.

Para ilmuwan berharap suatu hari akan mencapai titik 'pengapian', di mana fusi nuklir mengeluarkan 100 persen atau lebih banyak energi daripada yang diserapnya.

Hasil energi secara signifikan disebut lebih besar dari yang diharapkan para ilmuwan dan jauh lebih besar dari rekor sebelumnya yaitu 170 kilojoule, pada uji coba bulan Februari.

Baca juga: Xiaomi Resmi Rilis Mi Mix 4, Bawa Snapdragon 888 Plus hingga Underdisplay Camera

Beberapa ilmuwan berharap bahwa fusi nuklir suatu hari nanti bisa menjadi metode yang relatif aman dan berkelanjutan untuk menghasilkan energi di Bumi.

"Hasil ini merupakan langkah maju bersejarah untuk penelitian fusi nuklir, membuka rezim baru yang fundamental untuk eksplorasi dan kemajuan misi keamanan nasional kami yang kritis," kata direktur Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Kim Budil.

Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja selama lebih dari 60 tahun untuk meneliti pemanfaatan fusi nuklir berkelanjutan. Tetapi beberapa peneliti berpikir mereka akan dapat mempertahankan fusi di tokamaks dalam beberapa tahun.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast