X Hilangkan Link Berita dari Post, Sebut Kurang Estetik
Platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, telah mengalami perubahan yang cukup besar, yaitu menghilangkan tautan berita dari postingannya.
Tindakan ini dilakukan setelah Elon Musk menyatakan bahwa penghapusan tautan akan meningkatkan estetika tampilan. Sekarang, tautan berita yang diposting muncul sebagai gambar dengan domain tautan yang dicatat di sudut kiri gambar.
Meskipun tampilan ini baru tersedia di iOS dan desktop, pengguna yang ingin mengunjungi halaman berita harus mengklik gambar. Langkah ini diambil sebagai bagian dari perubahan yang direncanakan oleh Musk untuk meningkatkan estetika platform tersebut.
Yehezkiel Frederik Ruru
Namun, sejumlah organisasi berita telah semakin kurang suka terhadap X sejak pengambilalihan oleh Musk hampir satu tahun yang lalu. Meskipun sebagian besar organisasi media dan reporter masih menggunakan platform ini untuk berbagi berita, lalu lintas ke X telah menurun sejak Musk mengambil alih.
Perginya Perusahaan Media dari Platform X
Beberapa media asing, termasuk NPR dan Australian Broadcasting Corporation (ABC), bahkan berhenti menggunakan platform ini. ABC mengklaim interaksi yang beracun di X dan keterlibatan yang lebih baik di platform lain sebagai alasan penghentian penggunaannya. Sebagai respons, Musk menuduh mereka melakukan penyensoran.
Perubahan lain yang terjadi adalah penundaan pemuatan tautan selama lima detik untuk memuat tautan ke situs-situs berita. Musk sendiri telah mengaku hampir tidak pernah membaca berita lama lagi dan mengoptimalkan algoritma X agar orang tetap berada di situs selama mungkin.
Yehezkiel Frederik Ruru
Menghadapi perubahan ini, CEO X, Linda Yaccarino, berencana untuk menjelaskan rencana untuk menghidupkan kembali perusahaan tersebut kepada pihak-pihak yang mendanainya.
Para pengiklan telah meninggalkan layanan ini, dan Musk bahkan mengancam akan menuntut Anti-Defamation League (ADL) atas hilangnya pendapatan, meskipun kemudian klaim ini dianggap sebagai upaya untuk mematikan perusahaannya dengan keliru menuduh antisemitisme.