Apple Uji Coba Fitur Deteksi Konten Pelecahan Anak
Ilustrasi ponsel iPhone (Foto: Digital Trends).
Apple dikabarkan sedang dalam proses pengujian sistem pada fitur baru yang mereka buat berupa deteksi konten pelecehan anak melalui pemindaian otomatis pada kumpulan foto di iPhone dan iCloud.
Nantinya sistem tersebut akan dapat mendeteksi konten yang dianggap pelecehan, dan akan dilaporkan ke pihak berwenang jika diperlukan.
Perusahaan menjelaskan fitur deteksi tersebut bekerja dengan proses hashing atau pencocokan pada irisan-irisan kecil yang kompleks.
Baca juga: JoJo's Bizarre Adventure Part 6: Stone Ocean Tampilkan PV dan Debut Melalui Netflix
Selanjutnya, hasil hashing akan dicocokkan dengan basis data hash yang ada di Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi (National Center for Missing and Exploited Children/NCMEC).
Melindungi Anak dari Predator Anak Kecil
Deteksi yang dilakukan Apple akan bisa memindai foto yang ukuran dan warnanya sudah diubah, misalnya menjadi lebih kecil dan menjadi hitam putih.
Bila dianggap memiliki konten pelecehan anak, Apple akan menonaktifkan akun pengguna dan melaporkan ke NCMEC yang selanjutnya dapat diteruskan ke penegak hukum.
Tapi bila dianggap tidak berbahaya, misalnya ada foto anak di bak mandi, maka tidak akan dilaporkan. Di sisi lain, pengguna yang akunnya dinonaktifkan bisa mengajukan banding untuk memulihkan akun mereka.
Ini merupakan upaya perusahaan dalam melindungi anak-anak dari pelecehan, seperti yang juga dilakukan perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Google dan Facebook.
Baca juga: Railfans Jepang Ngamuk ke Pesepeda karena Menganggu Sesi Foto
Kendati begitu, Apple tetap menjamin bahwa fitur baru ini tetap mempertimbangkan kenyamanan privasi bagi pengguna.
"Metode Apple dirancang dengan mempertimbangkan privasi pengguna," ungkap pihak manajemen Apple.
Mendapat Respons Baik
Rencana fitur baru Apple ini mendapat respons positif dari CEO NCMEC John Clark. Ia berharap lembaganya bisa bekerja sama dengan Apple ke depan untuk menjadikan dunia lebih aman bagi anak-anak.
"Kenyataannya adalah bahwa privasi dan perlindungan anak dapat hidup berdampingan," kata Clark.
Baca juga: VTuber Masuk TV, BBC Wawancarai Vei dan Apricot
Namun, rencana ini menuai kekhawatiran bagi praktisi privasi data pribadi. Menurut Direktur Proyek Keamanan dan Pengawasan di Pusat Demokrasi dan Teknologi AS Greg Nojeim, hal ini justru rentan disalahgunakan.
"Apple harus mengabaikan perubahan ini dan mengembalikan kepercayaan penggunanya pada keamanan dan integritas data mereka di perangkat dan layanan Apple," tutur Nojeim.