Touchdown! Rover "Perseverance" Milik NASA Berhasil Mendarat di Mars

Teknologi 19 Feb 2021
Ilustrasi rover robotik Perseverance milik NASA yang diluncurkan pada tanggal 30 Juli 2020 dari CCAFS Space Launch Complex 41, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (Foto: CNN).

Pada hari Jumat dini hari (19/2), rover robotik Perseverance telah berhasil mendarat di permukaan planet Mars. Rover terbaru milik NASA ini berhasil mencapai tujuan setelah kurang lebih 7 bulan mengarung di angkasa.

Rover Perseverance ini diketahui berhasil mendarat pada pukul 20:55 GMT pada tanggal 18 Februari 2021, yaitu 15:55 waktu lokal AS (Eastern Time) atau pukul 03:55 pagi pada tanggal 19 Februari 2021 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Setelah melakukan pendaratan, para kru yang berada di ruang kendali langsung bertepuk tangan kegirangan untuk merayakan kesuksesan mereka yang sudah ditunggu-tunggu.

Live streaming pendaratan rover Perseverance (PBS News Hour).

Sekarang, robot beroda enam tersebut akan menghabiskan kurang lebih dua tahun pertamanya untuk mengebor tanah planet merah untuk mencari bukti kehidupan masa lalu.

Penuh Perancangan dan Kesabaran

Tahap pendaratan rover Perseverance (Ars Technica).

Robot rover terbaru milik NASA (National Aeronautics and Space Administration), yaitu agensi luar angkasa milik Amerika Serikat, berhasil mendarat di kawah Mars yang diberi nama "Jezero".

Sebelum pendaratan historis ini, tim dibalik layar yang mengendalikan seluruh aspek misi yang berlokasi di California terus memantau layar untuk merespons dan memastikan bahwa setiap tahap pendekatan dan pendaratan "paket" terbaru mereka selamat sampai tujuan.

Baca juga: Neuralink Berhasil Tanam Chip ke Otak Monyet, Bisa Main Game dengan Pikirannya

Walau sudah beberapa kali dan sudah ahli untuk melakukan hal tersebut, mendarat di planet Mars bukanlah hal yang mudah. Seluruh tim sangat berhati-hati disaat waktu pendaratan semakin dekat.

Rover Perseverance milik NASA dengan berbagai teknologi canggih (NASA/JPL-CALTECH).

Robot dengan berat lebih dari 1 ton ini adalah robot kedua dengan berat yang sama yang berada di planet keempat tata surya tersebut.

Menggunakan RTG (Radioisotope Thermoelectric Generator) dengan 4,8 kg plutonium dioksida dengan tambahan dua baterai lithium-ion, robot ini membawa berbagai instrumen canggih dan teknologi baru untuk diuji coba di luar bumi.

Mulai dari mesin untuk mengambil dan analisis sample tanah, radar, hingga berbagai macam kamera dengan kemampuan mikrofon dipasang pada kendaraan ini.

Sesaat setelah mendarat, foto pertama dari robot terbaru ini berhasil dikirimkan dari planet Mars ke bumi dan dipublikasikan melalui siaran langsung.

Seperti biasa, NASA akan mempublikasikan foto-foto menarik seiring dengan perjalanan Perseverance di batu luar angkasa.

Sebelumnya, robot Curiosity sudah mendarat terlebih dahulu pada tahun 2012 di kawah yang berbeda. Dengan membawa berbagai inovasi teknologi terbaru pada masanya, sekarang hal yang sama beserta ilmu yang didapat pada sebelumnya kembali dibawa oleh Perseverance.

Baca juga: Setelah 10 Tahun, Manga Horimiya Akhirnya Tamat Bulan Depan

Untuk beberapa minggu kedepan, para tim kendali akan menghabiskan waktu mereka untuk melalukan pengetesan terhadap rover untuk memastikan bahwa semua sistem dapat berjalan dengan baik.

Bukan hanya karena faktor "jaga-jaga", melainkan hal ini merupakan suatu persiapan untuk menghadapi lingkungan Mars yang akan memberikan banyak tantangan.

Mengapa Mendarat di Kawah Jezero?

Heatmap Kawah Jezero dan wilayah sekitarnya di planet Mars (NASA)

Kawah Jezero yang memiliki luas sekitar 45km ini menjadi target pendaratan Perseverance karena komposisi bebatuan yang unik.

Selain itu, berdasarkan analisis yang dilakukan dari Bumi, diperkirakan bahwa kawah ini memiliki potensi untuk menyimpan fosil makhluk hidup atau molekul organik, aman dari sapuan badai planet merah.

Sehingga, dapat dikatakan kawah ini akan menjadi situs arkeologis, namun yang menjelajah adalah robot yang dikendalikan jarak jauh.

Baca juga: Setelah UEA, Kini Giliran Pesawat Antariksa China yang Berhasil Sampai ke Mars

"Di dalam beberapa danau, kamu dapat melihat jejak mikroba dan karbonat saling berinteraksi yang membentuk struktur besar, seperti gundukan berlapis ini," jelas Dr Briony Horgan, anggota tim sains dari Purdue University, West Lafayette, Indiana.

Dikutip dari BBC News, "Jika kita dapat melihat struktur seperti itu di Jezero, maka kita akan langsung ke lokasi tersebut karena berpotensi menjadi Cawan Suci untuk ilmu astrobiologi planet Mars," tambahnya.

Persiapan untuk Hidup di Planet Mars

Planet merah yang terkadang terlihat dari Bumi ini sudah seringkali menjadi objek sains fiksi, fantasi, dan berbagai narasi cerita lainnya.

Manusia berkali-kali bermimpi untuk dapat hidup di luar bumi, pertama di Bulan, kemudian planet di dalam tata surya, dan mungkin sampai keluar menuju kehampaan galaksi Bima Sakti.

Elon Musk, pendiri SpaceX, mengatakan bahwa ia memiliki rencana untuk pergi dan membentuk semacam koloni di Mars pada waktu dekat. Jika semua berjalan dengan semestinya, maka manusia akan tiba di planet merah dan memulai proses kolonisasi pada abad ini.

Baca juga: Bangsa Arab Ukir Sejarah, Pesawat Antariksa UEA Berhasil Mencapai Mars

NASA juga memiliki tujuan yang sama, namun masih terbatas jika dibandingkan SpaceX karena harus bergantung ke pemerintah pusat sebagai sumber dana.

Beberapa negara lain juga sedang mengikuti jejak Amerika Serikat untuk eksplorasi luar angkasa. Mulai dari Russia, China, Umi Emirat Arab, India, negara-negara Eropa, dan beberapa negara lainnya. Negara-negara besar tersebut rata-rata memiliki program tersendiri beserta kemampuan untuk meluncurkan roket tanpa bantuan asing.

Jika dilihat dari laju perkembangan teknologi saat ini, kemungkinan manusia akan semakin sering mengunjungi Bulan dan Mars untuk memulai tahap selanjutnya, yaitu menetap di luar angkasa.

Mungkin cerita fiksi yang biasa dibaca oleh kaum muda saat ini akan terwujud di penghujung umur kelak.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast