Apa Saja Perbedaan NFT dan Uang Kripto?

Teknologi 21 Jan 2022

Dua istilah teknologi yang benar-benar naik daun saat ini, yaitu NFT dan Kripto, menjadi sorotan akibat sosok Ghozali Everyday (Sultan Gustaf Al Ghozali) viral dengan mendapatkan uang sejumlah Rp1,5 milyar dengan menjual selfie pada platform OpenSea sebagai NFT.

OpenSea adalah platform yang menyediakan ruang untuk para penjual, pembeli, hingga kreator untuk dapat bertransaksi dengan mata uang kripto yaitu Ethereum (ETH).

NFT (Non-fungible Token) adalah aset digital yang berbentuk karya seni atau suatu barang yang kemudian dapat digunakan untuk membeli sesuatu secara virtual. Semua aset digital ini terverifikasi keberadaannya melalui sistem blockchain.

Pasar NFT hanya mengakui kripto sebagai alat pembayarannya. Dengan kata lain, masyarakat yang ingin membeli produk berbentuk NFT harus memiliki akun di marketplace dan platform aset kripto.

Baca juga: Dan Terjadi Lagi, Data Bank Indonesia Diduga Bocor!

Perbedaan Dasar NFT dan Kripto

Melansir dari CNN Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) yang juga COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan NFT dan kripto memiliki perbedaan.

Aset kripto dapat diperdagangkan atau ditukar satu sama lain. Mata uang digital itu juga memiliki nilai yang sama. Contoh, nilai 1 Bitcoin selalu sama dengan Bitcoin lainnya.

"Fungibilitas aset kripto juga dijadikan sarana terpercaya untuk melakukan transaksi di blockchain," ungkap Teguh kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1).

Sementara NFT berbeda. Menurut Teguh, NFT seperti sertifikat digital yang masing-masing memiliki tanda tangan atau kode unik yang membuat aset digital tersebut hanya bisa diperjualbelikan, tidak bisa dipertukarkan dengan satu sama lain.

Baca juga: Akhirnya, Game Yu-Gi-Oh! Master Duel Resmi Diluncurkan

Tidak Ada Dua Aset NFT yang Sama

Tidak ada dua NFT yang identik bahkan yang ada di platform, game, atau koleksi yang sama.

"Anggap saja NFT sebagai tiket nonton. Setiap tiket berisi informasi spesifik termasuk nama pembeli, tanggal acara, dan tempat. Data ini membuat tiket festival tidak mungkin untuk dipertukarkan satu sama lain," ujarnya.

Untuk membeli NFT terdapat marketplace tersendiri seperti OpenSea atau yang lokal ada TokoMall. Marketplace NFT tersebut sifatnya terdesentralisasi karena menggunakan sistem blockchain. Masyarakat dapat langsung membeli NFT dengan aset kripto yang sudah mereka miliki di wallet.

Teguh mengatakan konsep penjualan NFT mirip dengan karya lainnya namun di sini menggunakan teknologi blockchain. Pembuat karya melakukan minting atau pencetakan karya menjadi NFT di marketplace pilihannya lalu menentukan nominal tertentu sebagai penawaran ke publik.

Baca juga: Ingin Wangy Seperti Sora? Sekarang Square Enix Hadirkan Parfum Bertema Kingdom Hearts!

Pembuat karya akan mendapat hasil penjualan jika NFT tersebut terjual ke pembeli pertama, dan tetap mendapat pembagian royalti jika NFT tersebut terjual kembali ke pembeli kedua, ketiga dan seterusnya.

"Pembagian royalti akan beragam disesuaikan dengan kebijakan setiap platform marketplace yang digunakan," sambung Teguh.

Bagaimana Cara Menukar Uang Kripto ke Mata Uang Biasa?

Sementara itu, untuk membeli kripto dapat melalui platform exchange. Setelah masyarakat memutuskan ingin membeli token kripto, seperti Bitcoin, Ethereum, atau lainnya, mereka harus membuat akun di exchange tersebut untuk menukar rupiah atau mata uang lainnya dengan aset kripto.

Exchange memiliki peran sebagai perantara antara penjual dan pembeli aset kripto. Oleh karena itu, ia memungut sejumlah fee, seperti fee jual beli aset dan penarikan uang.

Teguh menuturkan NFT berhasil menghadirkan dobrakan baru terhadap dunia perekonomian digital. Kegiatan jual beli aset NFT dianggap memberi solusi terhadap masalah seniman yang karyanya rentan diplagiasi atau duplikasi.

Seni digital dalam bentuk NFT bisa menjadi alternatif bagi berbagai kalangan untuk berinvestasi di suatu karya seni.

Baca juga: [BREAKING NEWS] Microsoft Akuisisi Activision Blizzard US$ 68,7 M!

Berinvestasi di karya seni digital tidak membutuhkan biaya yang besar. Pasalnya, investor tidak perlu memikirkan akomodasi lainnya seperti transportasi maupun ruang pajang setelah membeli karya seni.

Meski demikian, bukan berarti NFT tidak memiliki kelemahan. Penetapan nilai suatu barang di NFT dianggap tidak memiliki sistem yang jelas. Sejauh ini, popularitas pemilik orisinil aset NFT masih dianggap penting dalam menentukan nilai suatu aset NFT.

Teguh menuturkan NFT berhasil menghadirkan dobrakan baru terhadap dunia perekonomian digital. Kegiatan jual beli aset NFT dianggap memberi solusi terhadap masalah seniman yang karyanya rentan diplagiasi atau duplikasi.

Seni digital dalam bentuk NFT bisa menjadi alternatif bagi berbagai kalangan untuk berinvestasi di suatu karya seni.

Berinvestasi di karya seni digital tidak membutuhkan biaya yang besar. Pasalnya, investor tidak perlu memikirkan akomodasi lainnya seperti transportasi maupun ruang pajang setelah membeli karya seni.

Meski demikian, bukan berarti NFT tidak memiliki kelemahan. Penetapan nilai suatu barang di NFT dianggap tidak memiliki sistem yang jelas. Sejauh ini, popularitas pemilik orisinil aset NFT masih dianggap penting dalam menentukan nilai suatu aset NFT.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast